Minggu, 25 Agustus 2019

Sebuah sketsa : “to help people and to help themselves”


Sore hari, Rabu tanggal 21 Agustus 2019, waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, saya sudah duduk di bangku beranda salah satu hotel terbaik yang ada di Kota Seribu Bambu, masih belum ada secangkir kopi yang mungkin akan terasa cocok ketika itu ada di meja yang tersedia...

Berlalu sepuluh menit kedepan sampai akhirnya mereka berdua keluar dari pintu hotel menuju meja tempat saya duduk, dan setelah bersalaman dan saling menyebutkan nama ternyata satu diantara mereka memiliki nama depan sama dengan saya yaitu Bambang, lengkapnya mereka berdua adalah Drs. MOCH SYAWIE, MS. dan Drs. BAMBANG PUDJIANTO, M.Si, dari Unit Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam rangka menjaring berbagai masukkan dari berbagai lini pelaksana program Kementerian Sosial untuk perbaikan kebijakan dan pelaksanaan dikemudian hari.
suatu saat di beranda sebuah hotel di Kota Seribu Bambu
Beberapa sesi pertanyaan yang disampaikan seolah-olah memberikan energi tersendiri. Flue yang mulai terasa seolah hilang begitu saja, menyeruak harapan besar agar segala apa pertanyaan yang disampaikan mereka dan uraian jawaban yang saya sampaikan bisa benar-benar sampai pada pemegang keputusan atas semua kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan program kedepannya. Harapan besar itu terus bertambah saat mana ada kesempatan menyampaikan uraian jawaban secara tertulis pada malam harinya, dengan segala sisa kemampuan yang ada karena flue dan kondisi tubuh yang semakin drop akhirnya bisa juga selesai sampai kalimat terakhir. Memang segala apa yang telah saya sampaikan sebagai jawaban atas kuesioner yang disajikan tidak mungkin saya uraikan secara terbuka disini, tapi setidaknya ini menjadi isyarat semoga apa yang kami telah sampaikan bisa menjadikan bagian bahan pertimbangan untuk perbaikan kedepannya.


Sesuatu yang baik dan menjadikan kebaikan untuk semua adalah yang kita harapkan, walau kadangkala banyak hal yang baik menjadi hampa begitu saja karena kelirunya sudut pandang dan implementasinya di lapangan, ini jika kita bicara masalah program secara khusus. Terutama mengenai Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah menjadi salah satu program nasional dalam pengentasan kemiskinan yang ada, ya salah satu dan bukan satu-satunya. Banyak sudah capaian-capaian sejak tahun 2007 lalu saat mana PKH pertama kalinya diluncurkan, sementara di Kabupaten Pringsewu baru sejak tahun 2012 menjadi kabupaten perluasan PKH dengan KPM (RTSM) PKH awal sebanyak 4.797 rumah tangga (keluarga), dengan nilai total bantuan awal sebesar Rp 1.647.650.000,- yang diberikan secara tunai di kantor-kantor PT. POS yang tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Pringsewu. Selanjutnya terhitung sejak tahun 2017 di Kabupaten Pringsewu penyaluran bantuan sosial PKH kepada para KPM PKH disampaikan melalui Himbara secara non tunai dan untuk kabupaten Pringsewu sendiri secara umum melalui Bank BRI.

di penghujung sesi penyampaian kuesioner
Kembali kepada apa yang menjadi harapan besar terhadap kegiatan yang sedang dikerjakan oleh Bapak-bapak dari Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, sudah kami sampaikan segala apa yang menjadi bahan refrensi yang tdicari. Selanjutnya semoga bisa menjadikan tambahan kebaikan atas kebijakan yang sudah ada dan akan diadakan kelak. Kami berharap semoga tidak justru melahirkan kebijakan yang diada-adakan urgensinya sementara apa yang terjadi dilapangan justru lebih membutuhkan yang lain. Walau sepenuhnya kita semua menyadari satu kebijakan sangatlah sulit bisa memenuhi semua harapan dan kebutuhan yang ada, namun setidaknya kebijakan kelak yang digulirkan tidak menjadi sesuatu kontra produktif yang dipertontonkan. Istirahat sejenak saat kita lelah bekerja atau menempuh perjalanan sambil mengumpulkan kembali kekuatan dan mengevaluasi apa yang sudah dilakukan untuk menyusun dan melakukan perbaikan kedepannya mungkin lebih bijak, ketimbang memaksakan percepatan yang bisa mengacaukan tujuan besar kita dalam memutuskan rantai-rantai kemiskinan serta apa yang sudah tertanam dalam setiap jiwa para SDM PKH yang ada, to help people and to help themselves.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar