"Alhamdulillah, bisa untuk beli buku dan seragam anak sekolah", demikian ucapan syukur dari ibu Hasanah salah seorang peserta Kelompok PKH Istiqomah Pekon Sukoharjo III saat diberitahu jadwal pembayaran bantuan PKH dibagikan tanggal 26 Juni 2014.
Walau proses bayar bantuan PKH tahap 1 tahun 2014 mengalami penundaan hal itu tidak lantas menjadikan kecewa, bahkan ketika mendengar kabar bantuan akan dibayarkan keseluruhan peserta PKH mengucap syukur dan gembira. Bagi para peserta PKH di Kecamatan Sukoharjo bantuan PKH sungguh sangat berarti, bukan saja sangat membantu untuk membayar biaya sekolah anak akan tetapi bagi sebagian kelompok PKH ini menjadi peluang agar bisa menambah modal usaha bagi kegiatan KUBE PKH yang mereka rintis. Bersamaan dengan waktu jelang bulan Ramadhan ada juga yang memanfaatkan dana bantuan tersebut sebagai tambahan modal buat berjualan jajanan jelang buka puasa.
Namanya ibu Yasinta Sukrimiyati, anggota kelompok PKH Istiqomah Pekon Sukoharjo III ia memanfaatkan sebagian dana bantuan PKH yang diperoleh untuk berjualan empek-empek dan sampai dengan tulisan ini saya buat ibu Yasinta masih tetap berjualan saat sore menjelang buka puasa. Hal itu menyiratkan kalau jualan ibu Yasinta diminati pasar dan ada keuntungan yang terus bisa didulang setiap hari. Memang tidak banyak, tetapi itu lumayan untuk menambah pengahsilan harian keluarga dengan kondisi suami yang kesehariannya sebagai penjual es tung-tung (es krim) sudah barang tentu hal tersebut sangat berarti. Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk banyak keluarga PKH yang ada di seluruh penjuru nusantara. Bukan berapa besar omset yang ada, tetapi semangat untuk memanfaatkan sebagian dana bantuan PKH untuk diusahakan mengembangkan usaha ekonomi produktif.
Namanya ibu Yasinta Sukrimiyati, anggota kelompok PKH Istiqomah Pekon Sukoharjo III ia memanfaatkan sebagian dana bantuan PKH yang diperoleh untuk berjualan empek-empek dan sampai dengan tulisan ini saya buat ibu Yasinta masih tetap berjualan saat sore menjelang buka puasa. Hal itu menyiratkan kalau jualan ibu Yasinta diminati pasar dan ada keuntungan yang terus bisa didulang setiap hari. Memang tidak banyak, tetapi itu lumayan untuk menambah pengahsilan harian keluarga dengan kondisi suami yang kesehariannya sebagai penjual es tung-tung (es krim) sudah barang tentu hal tersebut sangat berarti. Semoga ini bisa menjadi inspirasi untuk banyak keluarga PKH yang ada di seluruh penjuru nusantara. Bukan berapa besar omset yang ada, tetapi semangat untuk memanfaatkan sebagian dana bantuan PKH untuk diusahakan mengembangkan usaha ekonomi produktif.
Ibu Yasinta yang berjualan mpek-mpek di pasar kaget sore jelang buka puasa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar