Sabtu, 07 Juni 2014

Melongok UEP PKH : Pecel dan Soto Ibu Sriati

"Sarapan ya Pak?", sapa ibu Sriati sambil terseyum dan sibuk menyajikan sepiring gorengan dan segelas es cendol.
"Saya hanya mampir aja kok bu, kebetulan tadi lewat kok sepi, biasanya rame. Makanya saya langsung mampir", saya duduk di kursi kayu panjang warung pecel milik ibu Sriati dan mencoba menolak ketika ibu Sriati menawarkan sarapan kedua menjelang siang, tatpi racikan soto sudah langsung dia siapkan satu mangkok, terpaksa dan tentunya bersyukur atas semangkuk soto gratis pada pagi menjelang siang tadi.
Tapi ibu Sriati selalu berusaha menghindar jika saya berusa untuk mengambil gambar dengan camera saku PKH yang saya bawa ...

Warung jualan pecel sederhana milik ibu Sriati yang
menumpang di lokasi salah seorang family
Sudah beberapa bulan lalu, tepatnya saat pertemuan kelompok PKH Mandiri yang bertempat di rumah ibu Sriati beliau menyampaikan kepada saya untuk sesekali mampir jika lewat depan warung pecelnya dan dia mengatakan kalau hanya untuk saya sendiri gratis. Ternyata bukannya gratis saja, bahkan saat saya berpamitan karena sudah merasa cukup berbincang dan pelanggan tambah banyak berdatangan ibu Sriati meminta saya untuk menunggu sejenak karena sedang membuatkan pecel untuk keluarga saya di rumah tentunya plus bakwan dan tahu bunting hangat. Setelah mendapat segelas es cendol dan semangkok soto gratis yang enak rasanya ditambah pula dengan dua bungkus pecel yang tentunya tidak kalah enak dan beberapa potong tahu bunting dan bakwan goreng hangat dan semua itu gratis. Sungguh kondisi yang bisa mencairkan kepenatan dan jenuh dengan seabrek tanggungan proposal dan tugas-tugas lain yang belum kelar. Ini adalah sepenggal catatan rutinitas pendampingan PKH, pada saat saya mengunjungi dan mencari tahu lebih tentang usaha ekonomi produktif apa saja yang sudah dijalankan oleh peserta dan keluarga peserta PKH. Misi khusus kali ini adalah untuk melihat dan mengetahui secara detail beberapa sampel dari peserta atau rumah tangga PKH yang telah memiliki dan atau merintis usaha ekonomi produktif, baik itu dimiliki sebelum menjadi peserta PKH atau saat setelah menjadi peserta PKH karena mendapat stimulan bantuan PKH per tahapnya. Khusus untuk ibu Sriati telah merintis usaha berjualan pecel dan soto selama 6 tahun, hampir setiap hari sejak pukul 08.00 pagi sampai sekitar pukul 14.00 atu kurang tergantung seberapa cepat ludesnya jualan. Sotonya enak an pecelnya mantap.

Kebetulan sepi, saya mampir ke warung pecel ibu Sriati ... ternyata dapat suguhan soto, es cendol, dan oleh-
oleh pecel dan gorengan gratis ....
Dari pengakuan beberapa pelanggan yang sudah mulai banyak berdatangan pada sekitar pukul 11.00 tadi, biasanya mereka harus antri sesuai urutan datang walau tidak menggunakan nomor antrian sebagaimana di bank. Ada juga mereka yang pesan soto atau pecel melalui sms, ini biasanya dilakukan oleh pihak guru di sekolah sekitar tempat ibu Sriati berjualan. Para pelangganpun tidak hanya dari desa setempat yaitu Waringinsari Barat, tetapi ada juga dari desa sebelah yang sengaja beli pecel disitu karena memang sudah berlangganan. Mereka ada yang  anak sekolah, guru, warga sekitar sampai pernah ada serombongan pegawai kantoran dari salah satu kabupaten tetangga yang meminta ibu Sriati untuk berjualan di tempat mereka. saya merasa hal itu wajar mengingat soto dan pecelnya memang enak dan mantap. Bahkan jika ada diantara saudara yang penasaran silahkan mampir jika lewat Waringinsari Barat, ibu Sriati berjualan tidak jauh dari balai pekon Waringinsari Barat di depan ponpes Wali Songo.

Kondisi yang hampir setiap hari terjadi ... antri untuk seporsi pecel atau semangkok soto ibu Sriati ... dan saat tepat
untuk pamitan dan mengucap terima kasih atas sajian gratisnya ...
Bagi saya selaku pendamping PKH banyak melihat dan mendapat  pelajaran dari seorang ibu Sriati, bukan karena memperoleh soto dan pecel gratis. Usaha yang telah dirintis selama enam tahun yang kini sesekali dibantu oleh putrinya telah menjadi bukti satu kekuatan usaha ekonomi produktif bisa dijadikan tumpuan ekonomi keluarga, walau hanya dengan berjualan soto, pecel, dan gorengan. Usaha-usaha ekonomi kecil dan produktif seperti ini bahkan tidak terpengaruh langsung dengan gonjang-ganjing perekonomian negara secara makro dan tetap stabil sekalipun suhu perpolitikan negeri mulai memanas. Walau tidak besar, tetapi secara signifikan bantuan sosial PKH telah banyak membantu dan memicu pertumbuhan usaha kecil berbasis keluarga atau kelompok. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar