Kamis, 15 Mei 2014

Selamat Jalan Ibu Dedeh ...

Pertemuan kelompok kali ini tidak ada kata-kata motivasi bagi peserta PKH untuk tetap semangat dalam pemenuhan komitmen, atau motivasi agar aktiv dalam kegiatan produksi KUBE. Hari ini semua yang hadir mengucapkan kalimat yang sama  yaitu Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ...  

الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
"(Yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali."  (QS. Al-Baqarah : 156)

Selamat Jalan Ibu Dedeh ...
Sebagian diantara ibu-ibu yang ada dalam ruangan ada yang sudah meneteskan air mata, ada juga yang menggigit bibir menahan rasa duka. Suara tangis baru benar-benar terdengar setelah Bidan Nuril mengatakan bahwa Ibu Dedeh sudah tidak ada (meninggal). Semestinya tadi adalah pertemuan kelompok PKH Barokah Pekon Siliwangi, tetapi siang tadi tanggal 15 Mei 2014, sekitar pukul 13.15 wib belum ada tanda-tanda peserta PKH Barokah yang hadir. Saya hanya menunggu diluar sekitar rumah sembari menghubungi via telpon pengurus kelompok PKH Barokah, dan kebetulan ada ibu Kartini tetangga ibu Dedeh melihat saya sendiri dan meminta saya mampir  tapi saya mengucapkan terima kasih sambil memberi tahu mau ada pertemuan kelompok di rumah ibu Dedeh tetapi kok masih sepi dan rumah tertutup. 
"Nanti coba saya lihat orangnya Pak", kata ibu Kartini dan melangkah menuju rumah ibu Dedeh sambil memanggil ibu Dedeh dan memberi tahu kalau saya sudah tiba. Lalu terlihat tergesa-gesa ibu Dedeh membuka pintu sambil mempersilahkan saya untuk masuk.
"Silahkan masuk Pak Bambang", setelah membukakan pintu lalu ibu Dedeh berbalik dan masuk ke kamar lagi. tetapi tidak tampak satu orangpun, saya juga tidak melihat keberadaan Pak Mustar yang ada di ruang tengah untuk tempat pertemuan kelompok yang telah dipersiapkan dengan hamparan tikar. Saya urungkan niat untuk masuk ke rumah walau sudah melangkahkan kaki sambil mengucap salam, saya duduk dikursi kayu yang ada di teras kebetulan keluarga ini menempati perumahan SD Negeri 1 Siliwangi. Beberapa saat saya tidak mendengar suara apa-apa, dan tidak pula ibu Dedeh mempersilahkan saya untuk masuk sambil menunggu yang lain. Tetapi tidak berselang lama Pak Mustar berteriak-teriak memanggil anaknya yang tidak kunjung tiba. Perasaan galau dan penuh tanda tanya tentang gerangan apa yang terjadi. Apakah rumah tangga ini sedang bertengkar? Sesekali terdengar kaca jendela kamar digedor-gedor. Saya tambah galau dan tidak berani untuk masuk, bahkan ketika tetangga sekitar dan peserta PKH Barokah ada yang mulai berdatangan dan bertanya ada apa saya hanya bisa menjawab, "nggak tau bu, saya juga dari tadi nggak tau harus bagaimana ...".

Sekali lagi saya meminta tolong ibu Kartini untuk melongok ke kamar, dan ketika ibu Kartini sampai di ambang pintu kamar bersamaan Pak Mustar keluar kamar sambil marah hendak memukul ibu Kartini yang dikira anaknya Carman yang sedari tadi dipanggil-panggil tak kunjung tiba. Lalu ibu Kartini coba menenangkan dan berkata, "Mang, ini Kartini ...".
Tidak selang lama, ibu Kartini keluar dan meminta saya untuk melihat ibu Dedeh di kamar. Satu perasaan asing menyeruak dan menyesakkan dada, tetapi saya mencoba untuk setenang mungkin. Gundah yang teramat sangat, ketika saya dan beberapa ibu peserta PKH Barokah coba memastikan kondisi ibu Dedeh, dingin dan tanpa denyut nadi yang bisa kami rasakan. Untuk memastikan keadaan ibu Dedeh segera saya telpon Bidan Nuril untuk segera datang ke rumah ibu Dedeh, lalu saya dan Pak Mustar dibantu beberapa orang ibu yang lain mengangkat dan memindahkan ibu Dedeh ke ruang tengah dimana semestinya kami mengadakan pertemuan kelompok. Bersamaan dengan itu ibu Bidan Nuril tiba, lalu setelah beberapa saat melakukan pemeriksaan standar dan menanyakan sudah berapa lama kondisi ini terjadi, lalu dia mengatakan bahwa ibu Dedeh telah meninggal.
Suasana takziah yang menggantikan kegiatan pertemuan Kelompok PKH Barokah Pekon Siliwangi ... Selamat Jalan Ibu Dedeh ...
Ya, Allah ... tidak mengapa akau harus menukar waktu hari libur bersama keluarga dengan melakukan tugas pendampingan dan pertemuan kelompok PKH bersama para ibu RTSM PKH. Ya, Allah ... tidak mengapa seandainya rasa penat dan keringat ini menggantikan istirahat siang yang memang saat ini kebetulan almanak menunjukkan tanggal merah. Ya, Allah ... tidak mengapa kami harus bersusah payah dalam menjemput setiap rezki yang KAU hamparkan karena memang ini sudah terbiasa kami lakukan. Ya, Allah ... tapi bagaimana aku bisa berasa nyaman dan bergembira ria bersama keluarga di rumah jika kenyataan di luar sana kesusahan dan kemiskinan banyak RTSM belum bisa tertuntaskan sampai Engkau menjemput mereka. Ya, Allah ... tiada satupun kematian yang bisa kami tolak dan hindari ketika Engkau inginkan itu terjadi atas kami, tapi semoga tidak Engkau matikan kami dalam kefakiran dan kelemahan iman.
Ya, Allah ... tadi selepas menggoreng pisang untuk suguhan kami saat pertemuan kelompok, selepas menunaikan sholat Dzuhur dan menyiapkan tempat untuk kami melakukan pertemuan kelompok PKH, setelah dengan keramahan dan ketulusannya mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah tinggalnya, ... tapi justru ibu Dedeh tadi meninggalkan kami untuk selamanya menghadap keharibaanMU Yang Mulia ... Ya Allah, ... jika memang selama ini kemiskinan telah ikhlas dijalaninya, semoga Engkau tempatkan ibu Dedeh disebaik-baik tempat di sisiMU. Beri ia pengampunanMU, beri ia Kasih SayangMU, beri ia balasan kebaikan atas apa yang telah diperbuatnya selama ini ... Ya Allah, ... maafkan atas segala apa kesalahanku ketika belum bisa sebaik-baiknya menjalankan amanahMU sebagai pendamping PKH untuk membantu RTSM mencapai tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik, ... Ya Allah ... perkenankan doa dan permohonan ampunku ini ... amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar