Rabu, 07 Mei 2014

KUBE PKH : "Pola Pemberdayaan Terpadu"

"Ibu Narsiti, bisa ibu ceritakan bagaimana ibu menjadi peserta PKH dan awal mula terbentuknya KUBE ini?", lebih kurang demikian pertanyaan dari Bapak Tarja Maman salah seorang Tim Audit Kinerja PKH oleh Irjen Kemensos RI.
"Awalnya kami dapat undangan untuk kumpul ke balai pekon, disitu dapat penjelasan dari Pak Lurah dan pendamping tentang program PKH. Setelah itu kami dikumpulkan lagi di balai pekon sinarbaru induk dan mendapat pengarahan dari pendamping, selanjutnya disepakati membentuk usaha bersama yaitu membuat keripik singkong", jawab Ibu Narsiti sebagai ketua kelompok PKH Sejahtera Pekon Sinarbaru Timur.


Sepenggal dialog di atas adalah bagian dari suasana audit oleh Irjen Kemensos RI terhadap kinerje PKH di Kabupaten Pringsewu Selasa tanggal 06 Mei 2014, suasana yang akrab dan santai jauh dari kesan formal sekalipun kedua orang Tim Audit selalu mencatat poin-poin penting secara seksama dari setiap jawaban yang dilontarkan oleh kami. Ya, oleh kami karena pada saat pelaksanaan audit sengaja kami mengambil tempat di rumah produksi KUBE PKH Sejahtera Pekon Sinarbaru Timur  Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang disertai pula dalam rombongan oleh Korwil 1 PKH Lampung, Ibu Koma Yacub Ketua Tim PKH Kabupaten Pringsewu, Mas Lukcy Cristian Koordinator PKH Kabupaten Pringsewu, Mas M. Fauzan Korkab Pendamping PKH Kabupaten Pringsewu, dan kami sebagai komponen PKH di lapangan terdiri dari Bidan Rapih Wijayanti sebagai Bidan Desa Sinarbaru Timur, Ibu Kepala Pekon Sinarbaru Timur, dan sebagian besar peserta PKH Kelompok Sejahtera dan Ketua Kelompok PKH Harapan Pekon Sinarbaru. Sebenarnya Pembina UPPKH Kecamatan Sukoharjo Bapak Basroni juga ingin hadir tetapi berhalangan karena pada waktu yang bersamaan ada kegiatan bersama Bupati Pringsewu. Jelas tergambar kegembiraan dari semua yang hadir saat itu. Terutama dari ibu-ibu peserta PKH yang mendapat kehormatan lebih dikunjungi oleh para Tim dari Kementrian Sosial RI.

Ibu Narsiti (kaos hitam) sebagai ketua Kelompok PKH Sejahtera Pekon Sinarbaru Timur dan Ibu Rapih Wijayanti sebagai Bidan Desa saat dialog dengan Tim Audit Irjen Kemensos RI

Narsis sejenak saat mendampingi Tim Audit dari
Kemensos RI ...
Alhamdulillah, dari sekian banyak pertanyaan kepada kami mulai dari ibu Ito sebagai penanggung jawab produksi di rumah produksi KUBE PKH Sejahtera, Ibu Narsiti, Ibu Rapih sebagai Bidan Desa, serta yang lain dan tentunya kepada saya selaku pendamping PKH Kecamatan Pringsewu semua kami jawab sebagaimana apa yang kami kerjakan dan tidak menjadi masalah dari pihak Tim Audit. Bersyukur sekali dari setiap apa yang kami jawab menjadi pernyataan-pernyataan yang saling menguatkan, itu sangat luar biasa sekali artinya bagi saya selaku pendamping PKH. Tersirat adanya kondisi harmonis dan saling menopang diantara elemen-elemen PKH di lapangan sungguh ini adalah obat lelah yang mujarab dalam melakukan pendampingan PKH. Rekan-rekan pendamping mungkin bisa merasakan bagaimana kegembiraan ketika kita berjalan kompak bersama segenap elemen PKH yang ada di lapangan, sungguh ini bisa menjadi modal besar untuk kita menjadikan upaya pemberdayaan yang terintegrasi. Pemberdayaan yang tidak hanya bebasis kepada pembangunan karakter RTSM peserta PKH tetapi juga perberdayaan dalam sektor ekonomi keluarga seperti KUBE PKH. KUBE PKH inilah yang mengkin menjadi bagian dari barometer hingga Tim Audit Irjen Kemensos RI bisa singgah di rumah produksi KUBE PKH Sejahtera Pekon Sinarbaru Timur yang kami rintis.

Saat-saat anggota Kelompok PKH Sejahtera
pelatihan membuat emping
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, KUBE PKH Sejahtera tidak serta merta terbentuk dan jadi seperti rintisan saat ini. Banyak sudah kendala yang mereka hadapi dan selesaikan selama kurun waktu satu setengah tahun lalu, mereka mau bejibaku kerja tanpa upah mulai dari nebas dan memetik buah tangkil dengan memanjat sendiri untuk memangkas biaya produksi pembuatan emping, mereka mau mencoba varian olahan produk lain berbhan baku sigkong yang relatif masih banyak ketersediaan bahan bakunya. Walau belum menyumbang profit banyak dan masih dalam tahap rintisan, tetapi apa yang sudah mereka kerjakan sangat layak mendapat apresiasi terutama dari pihak terkait. Selain sebagai upaya membantu mereka untuk tumbuh dan KUBE PKH rintisan semacam ini adalah KUBE PKH bentukan yang tidak instan, tidak terbentuk karena akan mendapat paket bantuan atau karena kepentingan tendensius yang lain. KUBE PKH sekalipun masih dalam rintisan, tetapi ini bisa menjadi salah satu bentuk pemberdayaan terpadu (terintegrasi), karena saat perintisan KUBE PKH ini dilakukan pada masa pendamping PKH baru dimulai. Untuk KUBE PKH Sejahtera Pekon Sinarbaru Timur ini terbentuk atas kesepakatan pertemuan kelompok PKH perdana tanggal 27 Desember 2012, mengetahui saat itu kedua Kepala Pekon Sinarbaru (Muhammad Yusuf) dan Sinarbaru Timur (Totong). Walau sudah berjalan satu tahun lebih, tetap saja ini masih merupakan KUBE PKH rintisan yang banyak memerlukan penyempurnaan geraknya hingga menjadi sebuah prototipe pemberdayaan yang terintegrasi untuk rumah tangga miskin tetuma dalam hal manajemen dan pelaporan, penguasaan administrasi dan pembukuan merupakan faktor terlemah yang sangat perlu untuk diperbaiki. Bukan karena tida ada keinginan, tapi karena memang basis pengetahuan tentang itu masih sangat minim termasuk pendamping PKH yang merangkap sebagai Pembina KUBE PKH. Ada memang diantaranya dua solusi untuk itu, yaitu menempatkan seorang pendamping yang memang memahami tentang seluk beluk manajemen dan administrasi KUBE PKH atau segera memberikan paket pelatihan hal terkait kepada pendamping bersangkutan. Itu mungkin solusi sangat logis, ketimbang harus membentuk kelompok baru dari awal dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin dalam sektor ekonomi. Mungkin.

Foto bersama rombongan Tim Audit bersama ibu-ibu kelompok KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso
Selanjutnya masih dalam kegiatan audit, setelah dirasa cukup oleh Tim dalam mengumpulkan data yang diperlukan di KUBE PKH Sejahtera rombongan diminta untuk mengunjungi rumah produksi KUBE PKH Tunas Jaya di Pekon Sukoyoso. Alhamdulillah, Tim dan rombongan bersedia dan sayapun memandu rombongan ke lokasi dimana beberapa anggota kelompok telah menunggu sejak pagi harinya. Ketika kami tiba, tampak kegembiraan terbias di wajah mereka. Pisang kepok rebus, kacang godok, dan mantang biru rebuspun disuguhkan menyambut kami beserta kopi. Awalnya permintaan saya selaku pendamping PKH hanya meminta Tim Audit dari Irjen Kemnsos RI setidaknya hanya singgah sejenak dan melihat kondisi yang ada di lapangan. Ternyata kami dapatkan lebih dari itu, jelas tampak Tim dan rombongan sangat apresiatif dengan apa yang ada. Bukan karena pisang kepok rebus dan kopi, tetapi hasil produksi kreatif dari anggota KUBE PKH Tunas Jaya berupa pengolahan limbah kain perca menjadi keset anyam dan jahit yang terkesan cantik. Melihat kondisi yang ada, tim juga mengumpulkan data yang dirasa perlu dan pada kesempatan akhir kami sempat foto bersama. Sesuatu yang sangat berkesan untuk kami adalah ternyata Tim Audit merasa gembira dengan mengunjungi kami dan sempat terlontar mau mempromosikan apa yang kami produksi. Sungguh suatu kehormatan besar yang kami terima, apresiasi dan pernyataan dukungan terhadap KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso yang juga merupakan KUBE PKH rintisan sebagaimana KUBE PKH Sejahtera bisa membuat Tim Audit merasa senang. 

Tidak seperti KUBE PKH Sejahtera, KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso mengalami metamorfosa selama satu tahun lebih berjalan dengan format usaha yang berbeda. Diawal terbentuknya rintisan KUBE PKH Tunas Jaya pada pertemuan kelompok perdana tanggal 18 Desember 2012 di Balai Pekon Sukoyoso ini sepakat untuk berusaha membuat aneka makanan ringan berupa tusuk gigi dan lain-lain. tetapi usaha itu berjalan tidak lebih dari enam bulan, sampai akhirnya kami duduk bersama dengan pelaku pemberdayaan dan aparat pekon Sukoyoso untuk membahas kelanjutan usaha KUBE PKH Tunas Jaya, karena secara prinsip sangat disayangkan jika rintisan yang sudah pernah dijalani kandas begitu saja. Akhirnya dari pertemuan tersebut disepakati KUBE PKH Tunas Jaya akan mengembangkan usaha membuat keset anyam dari kain perca. Selanjutnya sampai dengan sekarang telah membuat keset dari limbah kain perca dengan dijahit yang lumayan laku dipasaran bahkan sampai ke luar daerah. Sekali lagi permasalahan yang disampaikan oleh Tim dalam upaya membesarkan usaha agar kelak bisa menjadikan sandaran ekonomi bagi anggota kelompok adalah tata kelola administrasi dan pembukuan. Karena itu penting, tidak saja akan menjadikan penyelenggaraannya terkontrol dan terukur akan tetapi agar bisa bersaing dan mendapatkan pelung memperoleh stimulan dana pembinaan lanjutan. Lagi-lagi solusinya sama dengan apa yang ada di KUBE PKH Sejahtera.

Suasana pelatihan membuat keset anyam di KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso bebeara waktu lalu. (foto doc. UPPKH Kec. Sukoharjo)
Dari dua contoh KUBE PKH Sejahtera dan Tunas Jaya di atas bisa terliha bahwa KUBE PKH merupakan satu pola pemberdayaan terpadu, karena dalam rintisan dan pengelolaannya terintegrasi dengan pelaksanaan PKH. Dimana sama-sama diketahui bahwa tujuan PKH adalah untuk memutuskan rantai-rantai kemiskinan, dengan upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan serta membentuk mind set dari peserta PKH yang kebanyakan terdiri dari rumah tangga sangat miskin agar tidak mudah menyerah dengan keterbatasan yang ada. Menjadikan setiap permasalahan hidup yang dihadapi sebagai bahan bakar untuk bisa lebih optimis menyongsong masa depan. Akhirnnya, ...jika tekun orang miskin bisa jadi pengusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar