Kamis, 27 Maret 2014

KUBE PKH : Gelar Produk di Pringsewu Expo 2014

" ... Pak, itu Pak Sujadi dateng ... ", kalimat pendek dan bercampur kebingungan dilontarkan seorang ibu peserta PKH yang malam tadi (26-03-2014) masih tetap ikut menjaga stand Dinas Sosnakertrans Kabupaten Pringsewu, dan bersyukur walau waktu telah menunjukkan pukul 21.00 WIB saya dan beberapa ibu peserta PKH yang tengah menggelar dan berjualan produk hasil KUBE PKH di Pringsewu Expo 2014 masih tetap berjaga. Saya bersama empat orang ibu peserta PKH dan dua orang jaga dari sebuah lembaga kursus yang mewakili tenaga kerja malam tadi diajak foto bersama oleh Bapak Sujadi (Bupati Pringsewu) beserta isteri sebelum rombongan meninggalkan stand


Foto bersama Bupati Pringsewu beserta isteri
Sudah terlihat letih setelah dari sore berjaga di stand Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu tetapi raut keceriaan terlihat jelas dari wajah-wajah ibu-ibu peserta PKH setelah diajak foto bersama dengan Bapak Sujadi (Bupati Pringsewu) beserta isteri pada saat meninjau stand Dinas Sosnakertrans pada Pringsewu Expo 2014 yang digelar sejak tanggal 24 Maret sampai dengan 3 April 2014 di Lapangan Kuncup Pringsewu. Lokasi pelaksanaan expo yang mungkin kurang strategis apalagi dengan letak tenda paling belakang ujung, walau pelataran depan tenda luas dan menghadap langsung panggung hiburan tapi tetap saja sepi pengunjung. Namun ramai pengunjung dan banyaknya produk yang terjual bukanlah satu-satunya tujuan, ada banyak hal saling terkait yang menjadikan kegiatan gelar produk KUBE PKH pada Pringsewu Expo 2014 ini menjadi sesuatu yang sangat berarti bukan saja bagi para pelaku KUBE PKH yang mendapatkan pengalaman baru sampai dengan mendapat diajak foto bersama dengan orang nomor satu di Kabupaten Seribu Bambu ini. Sementara bagi Pendamping PKH dimana kelompok PKH binaannya yang tengah merintis KUBE PKH secara mandiri diminta tampil untuk menggelar produk hasil kegiatan KUBE PKHnya merupakan suatu penghargaan tersendiri disamping untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana mengelola potensi yang ada dalam kelompok binaannya.

Tim UPPKH Kabupaten Pringsewu, Semangat Baru Untuk Maju Bersama.

Adanya dukungan yang besar dari Tim UPPKH Kabupaten Pringsewu atas apa yang dilakukan oleh para pendamping PKH dalam melaksanakan tugasnya adalah harapan besar untuk bisa mencapai tujuan PKH secara umum. Target besar memutuskan rantai kemiskinan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, perlu kerja keras dan sungguh-sungguh serta koordinasi yang solid antar sesama praktisi PKH terutama dengan stake holder terkait. Dalam hal pelaksanaan PKH di lapangan, konsistensi Pemerintah Daerah dalam menyediakan anggaran 5% dari total dana bantuan PKH yang diterima selama satu tahun berjalan berupa dana sharing untuk menunjang suksesnya pelaksanaan PKH sangat penting artinya disamping hal ini adalah pemenuhan atas MOU dalam pengembangan PKH di suatu daerah. Memang pendamping PKH secara langsung terikat kontrak kerja dengan pihak Kementerian Sosial RI termasuk menyangkut kompensasi atas kinerja yang dilakukannya, akan tetapi banyak sekali pengembangan dari pendampingan PKH sehari-harinya yang membutuhkan dukungan berupa dana yang tidak sedikit. Seperti contohnya dalam mengikuti kegiatan Pringsewu Expo 2014 kali ini oleh KUBE PKH binaan UPPKH Kecamatan Sukoharjo. Satu hal yang bisa dipastikan bahwa UPPKH Kecamatan Sukoharjo tidak memiliki dana untuk membantu akomodasi Pendamping PKH dan peserta PKH yang mewakili kelompoknya menggelar produk KUBE PKH. Lantas ini menjadi tanggung jawab siapa, sementara itu semua dilaksanakan dalam rangka upaya percepatan pelepasan terhadap kemiskinan yang ada?


Pengakuan atas apa yang telah dikerjakan dan dihasilkan oleh pendamping PKH serta peserta PKH dampingannya berupa gelar produk KUBE PKH dalam acara Pringsewu Expo 2014 adalah suatu penghargaan yang besar yang telah diberikan oleh UPPKH Kabupaten Pringsewu, bahkan monitoring yang dilakukan oleh pihak UPPKH Pusat secara tidak langsung yang disampaikan melalui pesan singkat dan email adalah suatu penghargaan yang tak ternilai bagi pendamping PKH dan peserta PKH dampingan. Akan tetapi membangun satu sinergi yang lebih besar lagi untuk lebih menjadikan kegiatan sejenis bisa benar-benar berefek kepada peningkatan atau perbaikan secara ekonomi jauh lebih bermakna dan bermanfaat bagi peserta PKH yang bersama KUBE PKHnya telah mencoba untuk memperbaiki kualitas penghidupan dan ekonomi kesehariannya. Untuk pendamping PKH, loyalitas dan totalitas dalam melaksanakan tugas sebagai Pendamping PKH dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada tentunya juga membutuhkan sentuhan-sentuhan dari pihak terkait dalam hal dimana pendamping PKH tidak bisa atau tidak memilikinya. Hal ini tidak secara gamblang sama artinya dengan komersialisasi atas apa yang telah dilakukan, akan tetapi demi menjaga konsistensi dan kompetensi pendamping PKH.

Seperti apa yang disampaikan saat mengikuti diklat diawal pelaksanaan tugas sebagai pendamping PKH agar setiap pendamping PKH berusaha untuk bisa menjadikan dirinya multi talenta, itu tentunya tidak hanya sebagai retorika belaka. Banyak hal yang terkait untuk bisa mewujudkannya, entah itu berasal dari faktor internal pendamping atau adanya upaya-upaya pelatihan secara pragmatis yang berkaitan dengan apa yang secara langsung dihadapi oleh pendamping PKH di lapangan. Dalam hal merealisasikan pelatihan yang melibatkan pendamping PKH secara aktif dan sesuai dengan kebutuhan terkadang banyak terkendala dengan birokrasi dan pemenuhan persyaratan administrasi yang semua itu diluar batas kemampuan pendamping PKH untuk mewujudkannya. Pada kondisi inilah semestinya Pemerintah Daerah atau leading sector terkait lebih bisa berperan sebab adanya keterbatasan akses dan lemahnya kemampuan finansial dari Pendamping PKH sebagai pengungkit awal untuk melaksanakan satu program kegiatan sangat mempengaruhi tahapan-tahapan pelaksanaan program tersebut dan berpotensi besar dalam mempengaruhi hasil akhir pencapaian tujuan. Sebagai misal pelaksanaan program kegiatan KUBE PKH yang dalam tahapan pelaksanaannya diperlukan uji atas kualitas dan produk yang dihasilkan, apakah memang memiliki pangsa pasar yang pasti dan secara kualifikasi mampu bersaing dengan produk yang sejenis. Untuk itulah adanya kegiatan seperti Pringsewu Expo 2014 ini perlunya KUBE PKH yang ada untuk bisa menggelar produknya dan selanjutnya bisa mendapat gambaran apakah produk-produk yang dikembangkan memang marketable atau ada faktor eksternal lain yang mempengaruhi daya jual produk yang dihasilkan. Pengamatan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan seperti Pringsewu Expo 2014 ini yang menggelar produk KUBE PKH diperlukan sebagai upaya perbaikan yang bermanfaat untuk membantu utmbuh kembangnya KUBE PKH terkait.

Semangat Pagi!  

Pringsewu Expo 2014.

2 komentar:

  1. Mantap.. Joss lah pokoke pak bambang ini. Multi talenta... Kami (Saya) akan terus belajar pak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Fauzan (Korkab PKH Kab. Pringsewu), justru saya terinspirasi dengan rekan-rekan Pendampig PKH yang saat sekarang dalam kondisi paling prima ... Mohon do'a dan dukungannya semoga UPPKH Kecamatan Sukoharjo bisa berbuat yang terbaik. Semangat Pagi!

      Hapus