"... coba jelaskan tentang dua puluh lima ribu!", tanya seorang pejabat kepada pendamping.
"Dua pluh lima ribu apa pak maksudnya?", pendamping balik bertanya dengan keadaan bingung karena sang pejabat bertanya sambil berjalan di sebelahnya menuju kursi kerjanya.
"Ada laporan dan rekamannya ada pada saya kalau pendamping di kecamatan ... memotong dua puluh ribu rupiah dari peserta PKH", tegas sang pejabat.
| Kerip Tempe Kelompok Manggis |
| Salah satu RTSM peserta PKH, mereka butuh empaty kita |
Belum seumur jagung, kelompok-kelompok PKH memulai rencana usaha kelompok pada Desember 2012 saat sosialisasi tentang pembayaran pertama dan sebagian memulai usaha di Januari 2013 saat setelah menerima pembayaran bantuan pertamanya. Sebagaimana kelompok PKH MANGGIS yang berinisiatif mengumpulkan iuran kelompok mulai Desember 2013 dengan jumlah Rp 25.000 per anggota, sebagian besar mereka bayarkan saat itu dan sebagian lainnya pada saat penerimaan bayaran pertamanya. Pada saat penerimaan pembayaran pertama itu juga ada beberapa kelompok yang menambah dana kelompok dengan iuran mulai dari Rp 20.000 sampai dengan Rp 100.000. Dalam hal ini pendamping sama sekali tidak bertindak sebagai penarik atau penerima uang iuran anggota, pendamping hanya menerima laporan dari masing-masing ketua kelompok PKH. Ada juga kelompok yang baru memulai usaha setelah ada dari perangkat pamong desa yang menjadi suporter langsung mereka dengan memberikan kemudahan fasilitas peralatan produksi dan membantu pekerjaan produksinya sebagaimana yang ada di kelompok PKH Mawar Pekon Sukoharjo III yang diketuai oleh Ibu Lilis Tiami.
Ada yang semangat, ada yang stengah hati, bahkan ada yang menolak dengan cara tidak terang-terangan. Tetapi yang aneh jika ada setingkat pejabat yang harusnya mendukung moral dan material terhadap kinerja pendamping di lapangan saat membina kelompok PKH dalam pemberdayaan dan pembinaan UEP malah berkutet pada masalah yang bukan dalam ranah pendampingan, bahkan begitu saja mempercayai kabar miring perilaku pendamping dengan tidak berupaya menyelesaikannya dimana kesalahpengertian itu terjadi. Apakah ada yang seperti ini? Entahlah, semoga tidak. Khususnya untuk para stakeholder terkait di Kabupaten Pringsewu yang telah sangat mendukung tentang terlaksananya PKH dengan baik. Baik berupa kebijakaan yang berpihak pada peserta PKH atau kritik membangun yang akan membuat PKH di kabupaten seribu bambu ini semakin eksis. Semoga, semangat pagi selalu untuk semua rekan pendamping di Kabupaten Pringsewu.
![]() |
| Jempol dari Bupati Pringsewu (KH. Sujadi) untuk hasil Produk Kelompok PKH Sukoharjo - Pringsewu |
Lalu bagaimana dengan kelompok PKH yang belum memiliki atau belum memulai usaha produktifnya? Dalam hal ini pendamping memotivasi mereka dengan memberi waktu satu tahun pertama untuk berkompetisi agar terpilih untuk dibantu mengajukan bantuan dana Kube PKH. Ini bukan pendamping nyatakan berupa janji, tetapi berusaha sama-sama untuk memanfaatkan setiap peluang mendapatkan bantuan material dalam pengembangan usaha ekonomi produktifnya. Memang sangat disayangkan kalau hanya permasalahan birokrasi dan kepentingan sepihak suport kepada para kelompok PKH yang telah menunjukkan produktifitasnya ini harus tertuda dan berkurang. Sampai sejauh ini pendamping dengan dana seadanya dan dengan apa yang ada membantu sebagai suported kelompok PKH dalam pembuatan dan pencetakan Label Produk dan hal-hal lain, memang tidak besar jumlahnya tetapi utnuk seukuran pendamping seperti saya hal itu bisa besar sekali. Harapan jangka pendek pendamping adalah, semasa melakukan pemetaan potensial daerah dan kelompok dampingan agar bisa lebih optimal dalam pemberdayaan ada pihak penyandang dana dalam mengawal tumbuh kembang kelompok-kelompok PKH tersebut. Tentunya dengan tanpa ikatan atau pengharapan dukungan terkait popularitas atau suara saat pemilihan umum kelak, sebab kelompok PKH adalah bukan kelompok yang berbasis partai atau kepentingan kelompok. Tetapi bukan pula mereka tidak tahu balas budi terhadap setiap kebaikan yang mereka terima, itu jelas tersurat dalam untaian kisah-kisah yang mereka tulis dalam lembaran kertas dan diserahkan kepada pendamping. Kelak tulisan mereka akan dirangkum dalam diary PKH versi pendamping.
Semangat Pagi !!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar