Sabtu, 11 Oktober 2014

Moneva Tim UPPKH Prov. Lampung Ke KUBE PKH Lestari

"Baru mau berangkat dari provinsi bu Maria, nanti positip mau ke kube pak bambang juga. Paling langsung liat penyaluran dulu, jam 11 Sukoharjo masih penyaluran tidak?"
"Mudah2an masih Pak, kurang 2 desa"
"Yang penting nanti mau liat ibu2 kelompok kube tempat film kemarin ..."
  
Foto bareng Tim Moneva UPPKH Prov. di noktah awal ...
Penyaluran bantuan bagi KSM PKH tahap 3 tahun 2014 di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 09 Oktober 2014 bagi desa-desa dampingan saya selesai pada jam 10.15 waktu setempat. Dengan demikian Tim Moneva dari UPPKH Provinsi tidak sempat menyaksikan prosesi penyaluran bantuan saat itu, setelah makan siang dan sholat Dzuhur saya memandu Tim menuju Rumah Produksi KUBE PKH Lestari Pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo. Rasa lelah yang ada saat itu luruh bersama binar-binar harapan atas perjalanan menuju noktah awal dimana kami akan mengurai segala keterbatasan yang ada untuk kami rajut kembali menjadi pundi-pundi masa depan kami dan keluarga. Allah mboten sare, pasti akan membantu kami walau kami sudah pecahkan setiap keluhan yang memintas. 


Ibu Maria beri suport pada Tim work KUBE PKH Lestari di Rumah Produksi
Saat tiba di Rumah Produksi Tim Moneva UPPKH Provinsi Lampung disambut dengan keramahan dan keakraban dari ibu-ibu yang sudah menunggu, tidak ada persiapan khusus untuk penyambutan. Segala sesuatunya dipersiapkan saat yang dinanti tiba, itu semata karena bebrapa kali mereka pernah mendapat kabar dari pendamping PKHnya bahwa akan ada kunjungan tetapi saat waktu yang dinanti tiba ada kabar bahwa kunjungan batal karena waktu dan kondisi tidak memungkinkan, atau masalah lain yang memang disengaja atau tidak. Atas setiap perkara yang berlaku sebagai pendamping PKH mutlak harus bisa menjadi yang bisa dipercaya oleh para KSM bahwa mereka tidak sedang dipermainkan atau tidak dipentingkan. Bahkan mereka harus yakin bahwa upaya untuk program-program pengentasan kemiskinan adalah suatu hal yang menjadi prioritas dan bukan sekedar jargon. Walau kenyataan di lapangan yang terjadi sering menunjukkan program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin sebagai sebuah serimoni dan formalitas belaka bahkan cenderung sebagai komoditas kepentingan pihak-pihak tertentu, bukan berarti pendamping PKH atau para pelaku pekerja sosial masyarakat larut dan padam semangatnya. Seperti saat noktah awal telahpun terbentuk dan jalan mundur telah ditutup, serta pintu mengeluh sudah dipecahkan tak ada alasan lagi untuk tidak mewujudkan mimpi jadi kenyataan. Sudah ditorehkan dengan tinta tebal-tebal ... jika tekun, orang miskin bisa jadi pengusaha, karenanya tidak ada kata lain Dukung PKH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar