Sudah beberapa kali saya sampaikan kepada pihak terkait untuk diberi kesempatan ikut dalam pelatihan tata kelola usaha kelompok atau diberi pendampingan secara tersendiri bagi kelompok PKH yang mulai merintis kegiatan KUBE PKH, tetapi sampai saat ini itu belum pernah terealisasi ...
Proses pendampingan terhadap peserta PKH bukanlah membuat suatu produk secara instan, hari ini kita racik dan pada hari yang sama kita menuai hasilnya. Sering kali proses pendampingan PKH ini lebih pada proses merubah perilaku yang membutuhkan berbagai inovasi dan waktu yang tidak sebentar, lantas bagaimana dengan singkatnya masa pendampingan PKH dan terbatasnya sarana yang diberikan bisa menghasilkan satu produk yang diharapkan? Secara teori mungkin kita akan menerima jawaban sebagai berikut: "Semangat, jangan mudah menyerah" atau "Kita harus kerja keras dan cerdas" atau mungkin ada jawaban lain, tetapi tetap saja di lapangan saat proses pendampingan apapun bisa terjadi.
Waktu 5 sampai 6 tahun pendampingan PKH bukanlah waktu yang cukup untuk merubah perilaku masyarakat atau satu komunitas masyarakat tertentu, perlu adanya upaya masif dan berterusan dengan komitmen tinggi bahkan dengan coast yang tidak sedikit. Perlu terpenuhinya segala aspek pendukung untuk membentuk pemahaman yang sesuai dari sasaran terhadap program yang tengah berjalan. Dukungan dan contoh nyata dari segenap stakeholder dengan komitmen besar membuka peluang dalam percepatan pencapai tujuan yang diharapan, walau masih sangat relatif tentang batasan waktu yang dibutuhkan. Perlu digaris bawahi bahwa kondisi tersebut tidak sama dengan pencitraan belaka.
Lantas mesti bagaimana pendamping PKH yang relatif banyak keterbatasan baik secara teknis ataupun material bisa melaksanakan pendampingan program dengan baik bahkan membantu percepatan perubahan perilaku para RTM kepada pola yang lebih baik? Mungkin diantara sekian banyak jawaban Trik Motivasi Kelompok PKH bisa kita pakai sebagai perbandingan metode praktis. Motivasi Kelompok PKH tidak sepenuhnya bertumpu pada penguasaan akademis atau ketersediaan sarana yang cukup, berdasarkan pengalaman pendamping dalam kurun dua tahun pendampingan PKH ternyata pemetaan terhadap peserta PKH baik secara individu atau kelompok serta lingkungan (kondisi masyarakat dan geografis) sangat mempengaruhi pola atau perilaku KSM dampingan, hal itu akan bisa lebih efektif dengan dilakukan secara kontinyu dan komunikasi dua arah.
Untuk sama-sama dimaklumi bahwa pendampingan PKH adalah pelaksanaan pendidikan terhadap orang dewasa, jika dikaitkan dengan teori andragogi yang bertumpu pada sejauh mana kita mampu berkreativitas dalam melaksanakannya semakin dekatnya kita dengan pencapaian tujuan sebagai sasaran pencapaian program. Mengubah masalah sebagai mesiu pemicu semangat untuk berhasil adalah teori yang mudah diucap dan akan sulit dilaksanakan tanpa kita melakukan maping atau pemetaan terhadap target dampingan. Suku, agama, latar belakang pendidikan, ekonomi, dan partisipasi stakeholder terkait adalah beberapa komponen yang perlu dipahami saat mana melakukan pendampingan. Bila kita mampu meramu racikan semua komponen itu, bukan mustahil tidak hanya kita bisa melakukan satu metode pendampingan yang produktif tetapi bisa memunculkan banyak trik motivasi kelompok khususnya Kelompok PKH agar pendampingan program bisa menjadi lebih produktif. Sangat perlu untuk dipahami, upaya motivasi kelompok PKH agar bisa menjadi kelompok yang produktif bukanlah semudah membalikkan telapak tangan atau bisa terwujud begitu saja ketika kita melakukan serangkaian tahapan-tahapan teori yang kita ketahui. Untuk itulah faktor kontinyuitas dan komunikasi dua arah agar terjadi interaksi dan komunikasi yang aktif dan efektif menjadi sangat penting.
Trik motivasi Kelompok PKH bisa dilakukan secara lisan pada saat pelaksanaan pertemuan kelompok yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan, kesempatan ini juga bisa dipertajam dengan menghadirkan kepala desa atau tokoh masyarakat setempat yang berpengaruh atau setidaknya dijadikan rujukan bagi para peserta kelompok dampingan. Menempatkan kepala desa (stakeholder) sebagai penyampai apa yang menjadi rencana program bisa lebih diperhatikan dan dihargai oleh kelompok PKH tersebut. Penggunaan metode diskusi dalam pembahasan beberapa masalah yang muncul dan memberi apresiasi positif terhadap pemikiran yang disampaikan oleh anggota atau komponen kelompok PKH binaan berpotensi membentuk sikap inovatif dari yang bersangkutan. Sikap inovatif itu juga secara bersamaan bisa menjadi energi besar untuk memotivasi anggota yang lainnya. Untuk menjadikan sikap sebagai pendamping agar bisa memotivasi kelompok PKH menjadi lebih baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
Waktu 5 sampai 6 tahun pendampingan PKH bukanlah waktu yang cukup untuk merubah perilaku masyarakat atau satu komunitas masyarakat tertentu, perlu adanya upaya masif dan berterusan dengan komitmen tinggi bahkan dengan coast yang tidak sedikit. Perlu terpenuhinya segala aspek pendukung untuk membentuk pemahaman yang sesuai dari sasaran terhadap program yang tengah berjalan. Dukungan dan contoh nyata dari segenap stakeholder dengan komitmen besar membuka peluang dalam percepatan pencapai tujuan yang diharapan, walau masih sangat relatif tentang batasan waktu yang dibutuhkan. Perlu digaris bawahi bahwa kondisi tersebut tidak sama dengan pencitraan belaka.
Purwoko (Kepala Pekon Sukoharjo III) turut memotivasi kelompok PKH Istiqomah |
Ibu Mursiti membawakan acara pada pertemuan kelompok |
Trik motivasi Kelompok PKH bisa dilakukan secara lisan pada saat pelaksanaan pertemuan kelompok yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan, kesempatan ini juga bisa dipertajam dengan menghadirkan kepala desa atau tokoh masyarakat setempat yang berpengaruh atau setidaknya dijadikan rujukan bagi para peserta kelompok dampingan. Menempatkan kepala desa (stakeholder) sebagai penyampai apa yang menjadi rencana program bisa lebih diperhatikan dan dihargai oleh kelompok PKH tersebut. Penggunaan metode diskusi dalam pembahasan beberapa masalah yang muncul dan memberi apresiasi positif terhadap pemikiran yang disampaikan oleh anggota atau komponen kelompok PKH binaan berpotensi membentuk sikap inovatif dari yang bersangkutan. Sikap inovatif itu juga secara bersamaan bisa menjadi energi besar untuk memotivasi anggota yang lainnya. Untuk menjadikan sikap sebagai pendamping agar bisa memotivasi kelompok PKH menjadi lebih baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
- hadir lebih awal atau lebih dulu saat pertemuan kelompok dari jadwal yang telah disepakati,
- berusaha untuk memenuhi permintaan peserta dampingan atau bisa hadir saat kapan mereka membutuhkan kita untuk sekedar curhat atau menyampaikan permasalahannya baik masalah kepesertaan sebagai peserta PKH atau pribadi,
- berusaha untuk bisa menguasai materi-materi terkait kebutuhan informasi bagi proses pendampingan khususnya yang diperlukan oleh peserta dampingan,
- berusaha untuk selalu menghargai setiap pendapat yang disampaikan dan bisa memberikan solusi terbaik, karena pada prinsipnya peserta PKH dampingan menganggap kita mampu dan tahu terhadap segal hal terkait pendampingan,
- bersikap tegas, saat trpaksa harus memberi sangsi sebagai upaya pembelajaran untuk ini perlu pengkajian terhadap pokok permasalahan dengan berusaha membuat keputusan yang memang didukung oleh peserta yang lain, dan
- menyampaikan keberhasilan-keberhasilan atau kemajuan apa yang sudah dicapai oleh peserta PKH dampingan biasanya ini sangat manjur untuk memompa semangat dan kreativitas mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar