Laporan bulanan ini sebagai satu bentuk gambaran kegiatan
pendamping PKH selama satu bulan yang tertuang dalam bentuk tulisan dan foto kegiatan sekaligus menjadi salah
satu administrasi pendamping PKH untuk memenuhi syarat pelaporan kegiatan
Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sukoharjo secara umum dan desa dampingan
pada khususnya ...
demikianlah pada umumnya normatif yang selalu tertulis dalam kata pengantar Laporan Bulanan Pendamping PKH.
Sepenggal alenia di atas adalah satu paragraf yang nyaris selalu ada dan dicopy paste pada
penulisan laporan bulan berikutnya. Perkara ini masih dalam ambang
tolelir karena memang secara substansi tidak berpengaruh langsung pada
apa yang menjadi pokok pada isi laporan itu sendiri. Tetapi bukan
berarti hal ini adalah sesuatu yang tidak penting, karena sinkronasi
dari semua yang tersajikan dalam sebuah laporan tertulis bisa menjadi
sebuah refleksi dari kualitas si-penyusun laporan itu sendiri walau
tidak selalu.
Menjadi
sesuatu yang menarik dan berdaya guna sebagaimana yang dinisbatkan
dalam pelaksanaan program keluarga harapan (PKH) itu sendiri adalah bila
apa yang dilaporkan dalam penyajian sesuai dengan proporsinya di
lapangan serta penulisan yang sistimatis dan praktis tanpa menghilangkan
perkara-perkara yang memang harus dikritisi oleh pendamping bisa
disampaikan dengan seksama dan dengan bahasa santun. Tentunya bagaimana
solusi atas apa yang dikritisi disampaikan juga dalam bentuk saran
kepada pihak penanggungjawab agar dapat menjadi refrensi atas way out
setiap permasalahan yang ada dilapangan dalam pelaksanaan PKH. Bahkan
mungkin dari apa yang disampaikan oleh pendamping PKH dalam laporan
bulannannya adalah sesuatu yang memang sangat bermanfaat untuk perbaikan
atas pelaksanaan PKH secara nasional, dan itu sangat mungkin. Para
pendamping PKH bukanlah boneka, tetapi mereka melalui proses kualifikasi
ketat terpilih dan dibentuk dengan anggaran yang tidak sedikit
diharapkan dapat menjadi bagian terpenting dalam suksesnya pelaksanaan
PKH. Selanjutnya bagaimana laporan bulanan pendamping PKH itu disajikan
juga dengan tanpa basa-basi dan langsung pada fokus masalah, ini hal
yang tidak mudah. Sampai pada taraf seperti itu saya selaku pendamping
PKH-pun merasa belum mampu untuk mewujudkannya. Tetapi saya percaya
sepenuhnya para pendamping yang lain banyak yang telah memenuhi
kualifikasi sebagaimana dimaksud.
Satu
hal yang menarik lainnya dari sebuah penyajian laporan bulanan
pendamping PKH adalah pemilihan foto kegiatan yang bisa mewakili dari
apa yang ada dilapangan. Ini secara tidak langsung menuntut pendamping
untuk bisa setidaknya menggunakan kamera dan mengambil gambar yang dapat
menjadi representatif keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan. Untuk
keperluan itu memang dari penyelenggara PKH telah memberikan camera
digital sebagai barang inventaris dan kelengkapan para pendamping PKH
walau terbatas hanya satu camera perkecamatan, semoga bisa per
pendamping. Dari gambar yang diambil sebagai refleksi visualisasi yang
disajikan terkadang bisa dijadikan fakta akurat tentang kinerja
pendamping, bisa juga menjadi bukti kapan dan dimana itu diambil.
Setidaknya dari sisi baiknya gambar yang diambil bisa membantu
pendamping dalam mendiskripsikan kondisi dilapangan dan mempertajam
setiap argumentasi serta ide yang disampaikan. Para pembaca sudah pasti
tidak semuanya tahu dimana dan apa yang terjadi dilapangan, dengan
disertainya gambar/foto kegiatan pendamping PKH dalam setiap laporan
pendamping PKH setiap bulannya tentu sangat membantu untuk bisa lebih
memahami substansi apa yang disampaikan dalam peloporan yang dibuat.
Pendamping
PKH memang tidak memiliki hak istimewa apapun dan siapapun dia, tetapi
perkara inkonsistensi pendamping tidak sepenuhnya karena faktor internal
pendamping. Kenyataan yang ada kerap terjadi karena dari leading sector
dan tim penanggungjawab pelaksanaan PKH terutama dimana pendamping PKH
bertugas kurang memberi perhatian yang cukup, dan banyak faktor
penyebabnya. Mulai dari ketidakmengertian personal pada PKH dan
ketidakmauan untuk tahu sampai pada kesengajaan untuk tidak mengoptimasi
setiap potensi yang ada dilapangan dalam pelaksanaan PKH. Muaranya bisa
jadi pada penyimpangan anggaran yang berakibat terjadinya inkonsistensi
kinerja semua lini. Dalam konteks ini, pendamping PKH sering kali dalam
posisi sebagai pesakitan, karena dari sistim yang ada apa yang terjadi
sebagai ketidak beresan dilapangan dan kekacauan data pendamping PKH
yang pertama kali dikonfirmasi mengapa begini mengapa begitu, menapa ini
bisa terjadi, ini adalah tanggungjawab pendamping PKH dan banyak lagi.
Sudah
menjadi sebuah persyaratan daerah penerima PKH diharuskan menyediakan
dana sharing APBD 5% dari besaran bantuan yang diterima untuk memperkuat
pelaksanaan dilapangan, secara psikologi ini agar daerah bisa merasa
lebih memiliki dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan PKH itu
sendiri. Efek yang diharapkan terjadi adalah optimalisasi kerja
pendamping yang akan membantu tercapainya tujuan program secara
signifikan. Optimalisasi yang peruntukannya bukan untuk pemanfaatan
anggaran dalam memperkaya diri sendiri dengan cara manipulasi dan
korupsi dana oleh para pejabat pelaksana dan penganggungjawab pemakai
anggaran, tetapi optimalisasi kinerja setiap lini yang menyentuh akar
rumput. Sebab banyak perkara yang telah dilakukan oleh para pendamping
PKH telah mampu sedikit demi sedikit merubah mindset para peserta PKH
untuk bisa lebih berkemampuan dalam kesehariannya, bahkan ada yang
sampai pada pembentukan kelompok usaha bersama secara mandiri. Ini
adalah perkara dan fakta penting yang sangat membutuhkan sentuhan
langsung dari dana sharing yang ada, bukan justru menjadi suatu beban
pridabi para pejabat atau lahan untuk pencitraan dan pencarian
popularitas pribadi. Pendamping PKH bukanlah pion catur yang bisa
dikorbankan begitu saja apalagi dimanfaatkan dalam pemenuhi ambisi
politik praktis untuk memperoleh dukungan suara. Pendamping PKH bukan
juga boneka atau kambing hitam yang selalu dipersalahkan ketika terjadi
masalah atau polemik yang terjadi di masyarakat luas, entah itu karena
kecemburuan sosial atau karena persepsi yang salam atas PKH. Kerap kali
terjadi justru masalah yang ada karena Tim PKH sebagai penanggungjawab
tidak melaksanakan fungsinya, sebagai misal tidak dilakukannya
sosialisasi dan pendekatan kepada setiap SKPD yang ada di daerah dimana
PKH dilaksanakan, akibatnya pendamping yang berbenturan dengan kebijakan
yang tidak sinkron dengan PKH sebagaimana yang mereka pahami, alasan
klasik yang sering disampaikan oleh stakeholder atau pejabat terkait
adalah : " ... kok kami tidak pernah disosialisasi kalau ada yang
demikian? ...", " ... kok kami tidak dilibatkan, padahal ini menjadi
tanggungjawab kerja kami? ...", atau " ... kami harus memulai bagaimana, setiap kegiatan dan
mengumpulkan orang banyak untuk diajak musyawarah membahas PKH kan ada
konsekuensi biaya, darimana kami memperolehnya? Sementara ruang
sekretariat dan meja bangku telah kami sediakan masa iya anggaran rapat
dan monitoring pelaksanaan dilapangan di kecamatan ini kami lagi yang
harus bertanggung jawab? Apa memang tidak ada anggaran untuk kami dalam
melaksanakan kewajiban itu dari penyelenggara PKH? ...". APA
YANG HARUS KAMI JAWAB SEBAGAI PENDAMPING PKH, KALAU
PERTANYAAN-PERTANYAAN SEPERTI ITU SERINGKALI TERTUJU KEPADA KAMI KETIKA
KAMI SEBAGAI PENDAMPING PKH TENGAH MELAKSANAKAN TUGAS DAN MEMBANGUN
SINERGI ANTAR ELEMEN PENDUKUNG PKH?
Mohon
dengan sangat, kami tidak akan meminta yang bukan hak kami tapi tolong
beri apa yang seharusnya kami terima. Kami sadar keterbatasan kemampuan
pikiran, tenaga, dan harta kami dalam membatu para orang miskin. Tetapi
jangan paksa kami untuk selalu mencari jalan keluar sendiri atas setiap
kesulitan-kesulitan yang kami temui dalam pelaksanaan pendampingan
dilapangan. Kami semua lagi belajar bagaimana memiliki multi talenta
walau hanya dengan apa adanya, tapi bukan berarti kami semua tidak
memiliki semangat besar untuk berbuat yang terbaik. Perasaan kami sering
terobek melihat kenyataan dilapangan walau kami harus mampu bekerja
dengan melawan perasaan untuk terlaksananya platform program, tapi beri
kami solusi atas apa yang terjadi. Banyak para peserta PKH yang memang
sangat miskin, tetapi mereka semua warga negara Republik Indonesia
tercinta walau mereka tidak pernah memiliki Tanah Air Indonesia, mereka
hisup menumpang pada tanah-tanah warga yang lain karena kasihan dan
mereka harus meminta air untuk keperluan minum, mandi dan mencuci.
Mereka warga negara yang hanya diperjuangkan hak suaranya untuk memilih
ketika mereka dibutuhkan untuk memilih para wakilnya yang banyak
memperbudak para tuan yang memilihnya. PKH telah mengantar kami pada
kenyataan bagaimana kami harus bersikap dan belajar menjadi seorang
pemimpin, tetapi mustahil kami bisa bekerja dengan baik dan menghasilkan
kinerja terbaik jika kami hanya ditempatkan di kursi pesakitan. PKH
punya tujuan besar dan mulia, mencerdaskan dan menyehatkan orang miskin,
memutus rantai kemiskinan, dan mengangkat harkat dan martabat orang
miskin, bukan sebagai ladang memperkaya diri.
Melalui
laporan bulanan pendamping PKH semua kegiatan coba kami sampaikan
dengan apa adanya, jadi tolong dan bantu kami agar bisa baik dalam
melaksanakan kerja kami. Setidaknya kami butuh panutan dan figur
inspiratif untuk memelihara semangat kerja kami, syukur Alhamdulillah
kalau memang kesejahteraan kamipun ikut diperhatikan. Jangan lagi sampai
terjadi ketika kami keliru menulis angka dalam slip penarikan untuk
pembayaran peserta PKH tetapi justru kami membayar kesalahan kami dengan
uang kami sendiri. kami telah melaksanakan kewajiban kami mendampingi
peserta PKH memperoleh bantuan di tempat-tempat pembayaran dengan uang
kami sendiri membeli sekedar air minum dan snack untuk kami dan petugas
keamanan, tapi tolong jangan kami lagi yang harus bertanggung jawab
terhadap kesalahan kecil ini karena memang akibat kelelahan yang kami
alami. Kami para pendamping PKH tidak berharap untuk dimanja, tapi kami
berharap sebagai Pendamping PKH juga dapat menjadi solusi bagaimana kami
bisa mengatasi permasalahan rumah tangga kami bukan sebaliknya.
Akhirnya, keputusan wajar yang kami pilih adalah kami tidak akan
mengorbankan keluarga kami untuk mewujudkan mimpi besar PKH tetapi kami
akan mejadikan keluarga kami adalah contoh bagi keluarga dampingan kami,
tolong bantu kami untuk itu.
SEMANGAT PAGI!!!
Bagi rekan Pendamping PKH yang ingin share Laporan Bulanan Pendamping PKH bisa email ke uppkhkecsukoharjo01@gmail.com,
atau download pada link yang ada. Bahkan untuk berbagi perkara teknis
pemenuhan administrasi data kita bisa berbagi. Tidak lupa dukungannya
bagi rekan-rekan Pendamping PKH di daerah pengembangan lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar