Kamis, 15 Januari 2015

KUBE PKH TUNAS JAYA

"Mengapa Ibu memilih nama Tunas Jaya unuk kelompok PKHnya?", tanya saya sebagai pendamping PKH pada pembentukan kelompok PKH di Pekon Sukoyoso pada pertemuan awal PKH sekitar bulan November 2012 yang lalu.
"Kita supaya yang baru tunas ini biar nanti bisa jaya", demikian jawab salah seorang ibu yang saya sendiri sudah lupa persisnya ibu siapa.
"Amiin, kalau begitu semoga kita nanti memang yang baru tunas ini memang nanti bisa jaya", demikian saya memberikan apresiasi terhadap jawaban si ibu tadi.

Kalender Meja PKH
Sepenggal perbincangan pada saat pertemuan awal Program Keluarga Harapan (PKH) di Pekon Sukoyoso pada tahun 17 November 2012 yang lalu sekarang seperti Allah tunjukkan tanda-tanda kebenarannya. Bukan karena hari ini mereka sudah terlepas dari segala beban hidup yang bernama kemiskinan, tetapi paling tidak setapak demi setapak mereka anggota kelompok PKH Tunas Jaya telah menunjukkan eksistensinya sebagai satu kelompok PKH yang menunjukkan gejala bak tunas yang tengah mekar dan berkembang. Walau tidak begitu banyak dan tidak pula menjadi sesuatu yang fantastis, tetapi paling tidak kemajuan yang telah dicapai kelompok PKH Tunas Jaya menempatkan satu diantara sekian banyak foto kegiatan pelatihan kelompok PKH Tunas Jaya menghiasi kalnder meja tahun 2015 yang berlogokan Telkom Indonesia, Program Keluarga Harapan, dan Kementerian Sosial RI.

Walau sampai dengan tulisan ini saya buat belum juga saya berhasil memiliki kalender meja tersebut, tetapi paling tidak foto yang menunjukkan anggota KUBE PKH Tunas Jaya yang tengah mengadakan pelatihan membuat keset anyam secara mandiri bisa saya perlihatkan kepada semua snggota kelompok PKH Tunas Jaya dalam pertemuan kelompok beberapa hari lalu untuk menambah motivasi bagi mereka. Motivasi agar mereka bisa lebih bersungguh-sungguh lagi memupuk kegiatan KUBE PKH mereka hingga suatu saat nanti tunas yang tengah tumbuh ini bisa berkembang dan maju. Terlihat jelas wajah optimis mereka saat saya tunjukkan foto itu kepada mereka satu per satu dari layar handphone saya. Mereka tidak berkata banyak, hanya dari senyuman mereka menyiratkan satu kebanggaan yang luar biasa. Mereka boleh tidak menjadi bagian dari Featur PKH yang produksi oleh LKBN Antara beberapa waktu yang lalu dan telah pun ditayangkan dibeberapa televisi lokal di negeri ini, akan tetapi eksistensi mereka juga diakui dengan menjadi salah satu gambar kalender meja PKH. 
Pelatihan secara mandiri membuat keset anyam di KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso Kec. Sukoharjo (foto by: Pendamping PKH Kecamatan Sukoharjo)


Keset Anyam dan Usaha Simpan Pinjam

Saat sekarang KUBE PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu tengah berproses secara alami mencari bentuknya untuk menjadi satu kelompok PKH yang suatu saat bisa jadi sebagai mana yang memang menjadi harapan bagi mereka, yaitu bertunas dan jaya. Selain memproduksi keset anyam yang dikerjakan oleh kebanyakan para anggota kelompoknya yang memang berprfesi tambahan sebagai buruh pengolah dan penjahit kain perca, KUBE PKH Tunas Jaya juga memiliki usaha simpan pinjam yang setiap bulan dalam pertemuan kelompok PKH Tunas Jaya dilakukan transaksinya. Dibawah bimbingan Bapak Basuki salah seorang Kaur di Pekon Sukoyoso dan pengelola usaha simpan pinjam di salah satu kelompok tani, KUBE PKH Tunas Jaya secara perlahan menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Bukan karena mereka memiliki omset yang besar, akan tetapi secara organisasi, kelembagaan, dan ekonomi kelompok PKH Tunas Jaya dengan KUBE PKHnya bisa menjadi bukti bahwa PKH memang menjadi salah satu Program Pengentasan Kemiskinan yang ada dan layak mendapat apresiasi serius dari berbagai pihak terkait.
 
Sesi akhir Pertemuan Kelompok PKH Tunas Jaya Pekon Sukoyoso, pengurus mengkalkulasi dana yang ada untuk selanjutnya salurkan kepada anggota kelompok PKH yang akan meminjam
Walau hanya memproduksi keset berbahan baku limbah kain (kain perca) dan memiliki usaha simpan pinjam dengan aset mikro yang baru bisa mengakomodir beberapa orang anggotanya saja dalam satu periode pinjaman, Kelompok PKH Tunas Jaya adalah bukti bahwa bila dikelola secara hati-hati dan serius bukan saja akan tercapainya tingkat perbaikan pendidikan dan kesehatan bagi anggota rumah tangga PKH akan tetapi perbaikan atas ekonomi dan sumber penghidupan keluarga untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik bisa juga dicapai. Ini adalah core bisnis dari Program Keluarga Harapan yang sering kali digadang-gadang sebagai program pemutus rantai kemiskinan. Mungkinkah? hanya waktu saja nanti yang akan bisa membuktikan atas itu. Sebagai pendamping PKH kami adalah para pelaku yang dituntut untuk sebaik mungkin mewujudkannya, tentunya dengan segala keterbatasan yang ada dan sejumlah permasalahan dalam pelaksanaannya. Akan tetapi, adanya sinergitas yang bisa dibangun selama pelaksanaan PKH disetiap daerah lokasi pengembangan PKH bisa menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam mewujudkan itu semua.
Ibu Sumini (KIP 122000-097057726) salah seorang anggota PKH Tunas Jaya sesaat setelah menerima pinjaman dari kegiatan usaha simpan pinjam yang ada

Keterbatasan yang dimiliki seorang pendamping PKH sudah semestinya harus ditopang dari berbagai pihak terkait terutama Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi yang ada di masing-masing kabupaten/kota agar bisa menjadi kuat sebagai garda terdepan pelaksanaan PKH di daerah. Ketika tuntutan atas pemenuhan kewajiban tugas dari seorang pendamping telah pun dilaksanakan, perlu suatu tindakan nyata untuk merespon setiap apa yang terjadi. Baik itu berupa membantu penyelesaian setiap permasalahan yang dihadapi oleh para pendamping PKH di lapangan atau sekedar pemberaian reward bagi para pendamping PKH yang telah mampu menunjukkan prestasi baik dalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Karena PKH hanyalah salah satu program pengetasan kemiskinan yang ada bukan salah satu program untuk memperkaya diri orang per orang para pelaku dan pemegang kebijakan, jadi sudah semestinya pelaksanaan PKH tidak semata berorientasi atas perolehan nilai ekonomi semata bagi para pelaku dan pemegang kebijakan akan tetapi bagaimana menumbuh suburkan empaty dan kesetiakawanan sosial diantara sesama anak bangsa. Pada prinsipnya, tidak ada permasalahan yang sulit jika kita berusaha menyelesaikannya dan tidak ada masalah yang mudah jika kita selalu menggampangkan masalah dan berlepas diri untuk menyelesaikannya. PKH setahap demi setahap telah membuktikan adanya manfaat nyata dan keberhasilan dibeberapa sisi sebagai salah satu program pengentasan kemiskinan yang ada, jadi sudah menjadi satu kewajaran bila program KUBE disenyawakan oleh para pemangku kebijan dengan PKH dengan konsep KUBE PKH yang secara resmi sejak tahun 2014 dicanangkan. Semoga saja kami dari KUBE PKH Tunas Jaya dan beberapa KUBE PKH yang lainnya seperti KUBE PKH Lestari Pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo bisa juga mendapat manfaat dana stimulan KUBE PKH walau kami ada dalam zona pengembangan PKH tahun 2012. Semoga.

1 komentar:


  1. saya selaku masyarakat Pringsewu sangat kecewa dengan para pegawai PNS yang sombong dan angkuh khususnya pegawai yang asli daerah jakarta, mereka suka melakukan tindakan kriminal, kejam dan zolim kepada masyarakat sipil terutama (dini qyute (facebook)/dini wahyuniorang-orang kaya yang di terima PNS dengan cara uang.

    saya salah satu warga pringsewu yang sangat kecewa dan merasa sangat terhina dan di rendahkan oleh pegawai kabupaten pringsewu yang membawa mobil mewah dan meludah di depan kami warga miskin,,serta yang bertindak sewenang2 menginjak-injak masyarakat asli pringsewu yang memang ekonomi mengah kebawah

    mereka disini hanya makan uang rakyat duduk enak makan tidur enak tapi rakyat kecil masih juga di injak
    salah satu pegawai PNS ini bernama DINI QYUTE (Difacebook) tindakan tdk semena2 yang ia lakukan tidak hanya menginjak2 kami orang miskin, ia menuduh kami warga miskin adalah pelacur hanya kami sebagai pekerja kasar dan tidak hanya itu tindakanya pun sudah mulai ke sekolah anak kami, melakukan berbagai upaya bukanya mendidik dan membantu kelulusan tapi ia malah mempersulit dan menuduh anak kami

    sungguh biadab tindakanya yang semena2 dan zolim, serendah-rendahnya kami orang miskin kami pun masih punya harga diri.

    kami meminta pegawai pringsewu yang biadab dan suka meludahi orang miskin itu dipecat dari PNS dan di kembalikan saja kejakarta.
    orang sombong dan angkuh serta zolim seperti DINI QYUTE (FACEBOOK)/dini wahyuni di pulangkan saja ke asalanya
    karna orang biadab seperti dia tidak pantas berada di pringsewu
    Hati2 dini wahyuni (dini qyute) pedofilia, ia menutupi tindak tanduknya dengan berpura2 menjadi marketing freelance pt.telkom, tapi sebenarnya ia sedang menyodomi masyarakat lampung dengan fitna busuhk dan gilanya!!!!!!!!!

    BalasHapus