Minggu, 05 Mei 2013

KUBE PKH : Sebagai Alternatif Pemutus Mata Rantai Kemiskinan

Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) bukanlah sekedar label, tetapi harus ada potensinya. Potensi yang dalam pengelolaan dan pengembangannya bisa menghasilkan penambahan nilai secara ekonomis bagi para pelakukunya terutama para RTSM peserta PKH, bukan para pendamping apalagi setingkat stakeholder yang memfasilitasi bergulirnya dana bantuan pengembangan bagi KUBE PKH bersangkutan. Itu idealnya.

Sore hari ini udara cerah walau langit terlihat mendung putih tipis, ibu Musrsiti dan ibu Kamisah (Ketua dan Sekretaris Kelompok PKH Lestari) mengantar produk hasil olahan kelompok mereka ke beberapa warung dengan mengendarai motor inventaris kepala desa yang dipinjamkan sementara untuk membantu kelancaran mobilitas pemasaran produksi kelompok. Sore itu kebetulan tempat yang dituju adalah warung "MIE TELUK". 


Dukungan penuh dari stake holder dalam hal ini pemerintah desa Waringinsari Barat menambah kekuatan psikologis mereka untuk bias lebih berdaya lagi bersama KUBE PKH Lestari. Diawali pada bulan Desember 2012 tepatnya pada pertemuan kelompok pertama kali setelah pertemuan awal, para ibu peserta PKH Kelompok Lestari bersepakat membentuk Kelompok Usaha Bersama dan sebagai wujud keseriusan pada saat yang bersamaan mereka iuran Rp 20.000,- sampai dengan Rp 35.000,-, yang selanjutnya permodalan untuk usaha kelompok mereka tambah Rp 100.000,- per peserta dengan menyisihkan dana yang diterima pada saat pembayaran pertama tahap keempat tahun 2012 yang diterima pada 9 Januari 2013. Pada saat itu walau ada seorang peserta yang tidak mendapat pembayaran karena kesalahan administrasi tetapi peserta lain dengan kesadaran sendiri menyisihkan Rp 5.000,- plus Rp 10.000,- dari pendampingnya untuk mencukupi kepesertaan iuran kelompok tersebut.

Kini Kalnting Getuk Pedes yang diproduksi oleh Kelompok PKH Lestari hadir di "Mie Teluk"

Skala prioritas pemilihan item produk berdasarkan potensi desa setempat, keripik pisang sesuai dengan program tanam pisang satu desa yang merupakan program unggulan desa Waringinsari Barat di sector pertanian, keripik singkong ini lebih kepada keseharian dan image dimana desa Waringinsari Barat sudah terkenal dengan pengrajin klanting dan keripik singkongnya. Tidak itu saja, letak geografis yang dilintasi jalan propinsi dengan intensitas kendaraan yang melintas cukup banyak merupakan bidikan pasar tersendiri. Karenanya kelompok tersebut menjadikan skala prioritas pertama jangka pendeknya adalah bias memiliki mesin pembuat klanting getuk sendiri dan mempunyai tempat untuk menjajakan hasil produksi kelompok yang berada di pinggir jalan. Sekali lagi dukungan penuh dari stakeholder dalam hal ini pemerintah Desa Waringinsari sangat membantu dalam perkembangan usaha kelompok yang dilakukan.

Dalam satu kesempatan Bapak Woto Siswoyo sebagai Kepala Pekon Waringinsari Barat menyampaikan kepada pendamping PKH bahwa dukungan yang diberikan kepada kelompok PKH hendaknya dapat menjadi kelompok tersebut lebih produktif yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai contoh kelompok-kelompok pemberdayaan sejenis. Adanya sinergi antara program desa dengan perberdayaan Kelompok PKH yang dilakukan merupakan peluang besar untuk mewujudkan keberhasilan tujuan bersama, dalam hal ini memutuskan mata rantai kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan bagi rumah tangga pra sejahter teruta peserta PKH. Untuk bisa mewujudkan sinergi antara program desa dan pemberdayaan Kelompok PKH perlu dibangun komunikasi yang intensif dan efektif, sekalipun bukan sebagai pelaku verifikasi program PKH keberadaan pemerintah desa memegang kunci penting dalam keberhasilan pelaksanaan PKH disuatu desa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar